Produk unit link merupakan campuran dua produk keuangan, yakni asuransi jiwa dan produk invstasi. Jadi. premi yang disetor oleh nasabah dibagi menjadi dua keperluan. Pertama, untuk keperluan proteksi. Kedua, untuk pengembangan dana alias investasi. Biasanya, dana investasi diputar di reksadana.
Saya menemukan artikel ini di Kompas.com yang membahas tentang Produk Asuransi Unit Link yang lebih mudah dipahami semua lapisan masyarakat.
Berdasarkan penempatan dana investasinya, unit link dibagi menjadi
empat macam. Empat jenis itu adalah unit link pasar uang atau unit cash fund unit link, unit link pendapatan tetap alias fixed income fund unit link, managed fund unit link atau unit link pendapatan campuran, dan equity fund unit link alias unit link saham.
Selain
itu, kini berkembang produk unit link yang menginvestasikan dananya
secara syariah atau unit link syariah. Kita anggap saja, jenis ini
sebagai jenis yang kelima.
Mengapa pembagian berdasarkan
penempatan dana mirip dengan istilah investasi di produk reksa dana?
Sudah disinggung pula, ini karena strategi investasi unit link berupa
penempaan aset di penyertaan reksadana.
Menurut Pandji Harsanto, Perencana Keuangan Money & Love mencontohkan, jika tergolong nasabah agresif, maka produk equity funds cocok untuk Anda.
Demikian sebalikma prouk equity funds tak
cocok untuk golongan konservatif. Sebab. nilai unit penyertaan produk
berbasis saham ini mengikuti gerak indeks saham yang fluktuatif. Jadi,
perkembangan dana investasi Anda pun akan mengikuti tren indeks saham.
Lebih jelasnya, mari kita bahas satu per satu jenis produknya. Produk unit cash funds atau
pasar uang akan menempatkan porsi dana investasinya di instrumen pasar
uang, seperti Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, dan
surat uaang dengan tenor di bawah satu tahun.
Unit link pasar
uang, menurut Pandji, cocok bagi Anda yang tak terbiasa dengan risiko
yang besar. Selain tenornya pendek, risiko investasinya juga paling
rendah.
Berikutnya, produk unit link pendapatan tetap. Biasanya.
produk ini akan menempatkan porsi dana investasi si pemegang polis
minimal 80 persen di instrumen surat utang. Baru selebihnya di instrumen
pasar uang. Bagi Anda yang ingin memperoleh tingkat keuntungan yang
relatif stabil, produk unit link pendapatan tetap bisa menjadi pilihan.
Sementara pada produk managed fund unit
link, penempatan porsi dana untuk investasinya bisa beragam, seperti
saham, surat utang, dan instrumen pasar uang. Contohnya, investasi akan
ditaruh di saham, obligasi, atau pasar uang. Jenis unit link ini cocok
untuk kalangan nasabah yang mengincar pendapatan memadai sembari
mengharap hasil investasi jangka panjang.
Selanjutnya, jenis produk unit link equity fund. Kata
Dekih Sofyan, porsi investasi di produk ini sangat beragam. Namun, pada
umumnya porsi terbesar ditempatkan di instrumen saham. Jika Anda bertipe
agresif, yang mengharap hasil investasi tinggi dan terbiasa dengan
risiko tinggi, produk ini pas untuk Anda.
Nah, equity funds ini
pun masih banyak variannya, tergantung perusahaan asuransi yang
menawarkan. Ada perusahaan asuransi yang fokus pada sahamsaham emiten
infrastruktur, nusalnya, atau bisa juga jenis unit link yang menempatkan
dana investasinya khusus di emitenemiten komoditas.
Terakhir,
produk unit link syariah yang pendmpatan dana investasinya berdasarkan
prinsip syariah. Pada produk unit link syariah, juga memuat empat
kategori tersebut. Misalnya, unit link syariah penempatan tetap.
Kebijakan penempatan dana investasi pada produk ini adalah di Surat
Wadiah Bank Indonesia (SBI khusus syariah) dan obligasi syariah.
Sementara produk unit link syariah jenis equity fund, dana
investasi biasanya ditempatkan di saham-saham eminten yang masuk dalam
daftar Jakarta Islamic Index. Maksudnya, saham perusahaan terbuka yang
bisnis pasarnya tak menyalahi prinsip syariah, seperti memproduksi
minuman keras atau barang produksi yang haram.
Nah, kategori jenis
penempatan dana ini akan menjadi dasar bagi perusahaan asuransi dalam
menerbitkan produk-produk unit link mereka.
Berdasarkan tujuan investasi
Di
samping penempatan dana investasi, produk-produk unit, link juga bisa
dibedakan berdasarkan tujuan proteksi dan investasinya. Namun,
sebenarnya tujuan investasi ini bukan sebuah produk tersendiri,
melainkan program milik perusahaan asuransi dalam rangka menyesuaikan
kebutuhan si nasabah.
Sebut saja unit link yang tujuan
investasinya untuk pendidikan atau pensiun. Ada juga unit link keluarga
atau unit link profesional. Menurut Dekih, ini hanya semacam paket saja
dalam cara perusahaan asuransi menawarkan produknya.
Berdasarkan pembayaran premi
Selain
penempatan dana dan tujuan investasi, unit link juga bisa dibedakan
berdasarkan jenis setoran preminya, yaitu tunggal dan berkala.
Perencana
Keuangan The Light Financial Planning Consultancy Group Donny A. Wiguna
menjelaskan, pada unit link premi tunggal, nasabah harus membayar premi
sekaligus di muka. Selanjutnya, nasabah tak ada kewajiban untuk
membayar premi lagi.
Skema pembayaran premi tunggal ini lebih
cocok bagi seseorang yang telah mapan secara finansial. Maklum, setoran
premi hanya terjadi satu kali selama masa proteksi polis asuransi.
Alhasil nilai premi pun tergolong paling besar di antara jenis asuransi
lainnya.
Sementara, pada sistem premi berkala, nasabah wajib
membayar premi secara bertahap. Tahapan pembayarannya bisa tiap bulan,
tiap kuartal, atau tiap tahun hingga kurun waktu tertentu. Jenis unit
link prenu berkala ini cocok untuk nasabah yang ingin mendapatkan
perlindungan sekaligus investasi, tetapi mempunyai kapasitas kantong
yang terbatas. Biasanya, produk ini menjadi pilihan mereka yang masih
berusia muda.
Sebagai catatan tambahan, jika memilih tipe ini,
dana investasi Anda tidak boleh ditarik alias dikunci selama kurun waktu
tertentu, misalnya enam atau tujuh tahun. Sebab, hingga tahun ketiga,
biasanya premi Anda habis untuk biaya akuisisi. Baru setelah itu, premi
yang Anda setor bisa disisihkan untuk keperluan investasi.
Ketika
sudah menghasilkan pun, ada biaya-biaya yang dipotongkan dari sini,
seperti biaya pengelolaan dana, biaya administrasi dan lain-lain.
Akibatnya, hasil investasi atau return akan berkurang cukup
besar. Mungkin, sebenarnya imbal basil investasi sebuah unit link bisa
mencapai 30 persen, tapi dana ini dipotong sehingga nasabah hanya akan
menerima 20 persen.
Barangkali, tidak terlalu menjadi persoalan
jika pengelolaan investasi tersebut bisa memberikan imbal hasil yang
tinggi. Yang jadi masalah adalah ketika perusahaan asuransi jiwa gagal
menghasilkan return yang cukup besar. Alhasil, begitu dipotong,
hasilnya mungil. Jadi, pada kondisi seperti ini, skema penguncian dapat
merugikan nasabah.
Dengan sistem premi berkala ini, Anda bisa
mengajukan cuti premi bila kondisi keuangan Anda sedang tidak
memungkinkan untuk membayar premi. Bahkan, setelah jangka waktu
tertentu, Anda mungkin tak perlu membayar premi karena nilai investasi
Anda sudah cukup untuk membayar premi.